Sistem Otomasi Transportasi Produk dengan Konveyor Berjalan

Memanfaatkan konveyor sebagai alat transfer antar proses cukup efektif dalam otomasi sistem transfer antar proses, hanya saja perlu diperhatikan perubahan kapasitas akibat waktu transfer yang dibutuhkan .

Mekanisme Transfer Otomatis antar Proses Press Mekanik

Memudahkan pemindahan produk antar station proses tanpa handling manual, transfer antar proses bisa diterapkan pada pemindahan produk yang membutuhkan beberapa proses dengan Press Mekanik atau Hidrolik.

Mekanisme Transfer Otomatis Proses Draw pada Press Mekanik

Proses Draw yang membutuhkan beberapa proses dalam pembentukannya sangat efektif dengan memanfaatkan Mekanisme Otomasi Transfer antar prosesnya.

Robotik Pada Sistem Transfer Otomatis

Pada mekanisme transfer yang cukup rumit sangat cocok dengan memanfaatkan Transfer Robotik

Pneumatic Feed Bar Transfer

Pemanfaatan sistem Pneumatik dan Magnet pada mekanisme Transfer Produk

Rabu, 11 Juli 2018

Waktu Kerja Industri

Definisi-Definisi Waktu untuk Industri

Waktu seperti pedang, jika kau tak memotongnya, ia memotongmu (Ali bin Abi Thalib)
Kutipan di atas menyiratkan bahwa betapa pentingnya waktu, terlebih lagi bagi suatu organisasi bisnis berbasis industri manufaktur. Bagi industri manufaktur, waktu adalah “kesempatan” untuk menghasilkan produk, dan dalam produk itu terdapat keuntungan. Kita ketahui bahwa prinsip ekonomi adalah:
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya
pengorbanan itu termasuk waktu karena jika tidak dikelola dengan baik maka akan “memotong” kesempatan untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Di industri manufaktur berprinsip lean process dikenal beberapa istilah waktu diantaranya adalah:
  • Cycle Time
  • Takt Time
  • Processing Time
  • Kosu
  • Machine Time
  • Machine Cycle Time
  • Value Add Time
  • Lead Time
  • Production Lead Time
  • Order Lead Time
  • Order-to-Cash Time
Cycle Time: Waktu yang dibutuhkan seorang operator untuk menyelesaikan 1 siklus pekerjaannya termasuk untuk melakukan kerja manual dan berjalan.
Terkadang diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit produk, dalam hal ini ditentukan dari proses yang paling lama (bottleneck), apakah itu pekerjaan manusia atau mesin.
Ada juga orang menyatakan satuan kerja operator ini dengan satuan kebalikan dari Cycle TIme atau kebalikan dari waktu/pcs yaitu Stroke Per Minute / SPM atau Pcs/menit, sehingga untuk SPM ini merupakan banyak hasil kerja operator dalam satu menit pada satu jenis proses yang dilakukan operator tersebut
Takt Time: Istilah “takt” diambil dari kata Jerman yang berarti “baton”; yaitu tongkat kecil yang dipakai oleh panglima perang atau oleh pemimpin orkestra, takt merujuk pada pukulan, tempo, dan regulasi kecepatan irama. Kristianto Jahja dalam alih bahasa buku Gemba Kaizenmengistilahkan takt time ke dalam Bahasa Indonesia sebagai “pacu kerja”.
Batasan umum takt time adalah: waktu yang “diinginkan” untuk membuat satu unit keluaran produksi.
Takt time berbeda dengan cycle time (CT) karena takt time (TT) tidak diukur dengan stopwatch, tetapi harus dihitung dengan formula sebagai berikut:
Berdasarkan sudut pandang pelanggan:
Takt time = Waktu operasi yang tersedia/ Permintaan pelanggan
Misal: 8 jam per hari 4 unit permintaan harian = TT adalah 2 jam.
Berdasarkan sudut pandang operasi:
Takt time = Waktu operasi yang tersedia / Ramalan permintaan
Misal: 8 jam per hari 5,7 unit ramalan permintaan = TT adalah 1,4 jam.
Angka nominal takt time adalah variabel awal untuk mendikte desain “arsitektur” keseluruhan operasi manufaktur. Total waktu operasi dihitung pada saat dasar semua operasi permesinan berada pada tingkat efisiensi 100% (operational availability = 100%) selama jam kerja reguler.
Meskipun takt time dihitung berdasarkan jam kerja reguler, tetapi terkadang  dimasukkan juga jumlah yang melebihi jam kerja reguler (e.g., karena dipicu oleh adanya downtime, kemampuan lini yang rendah). Takt time seperti ini disebut actual takt time.
Processing Time: Estimasi waktu penyelesaian pekerjaan. Processing timediamati dengan alat ukur waktu (stopwatch) terhadap 1 unit produk yang diproses oleh 1 orang operator.
Processing time = Kerja manual + Berjalan + Menunggu
Processing time hanya untuk operator, tidak untuk mesin.
Kosu: Istilah Jepang untuk Jam Orang Per Unit (JOPU) yang berkaitan dengan jam orang spesifik yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit di satu proses tertentu.
Satuan ini digunakan untuk mengukur dan menilai produktivitas operator. Penurunan kosu merupakan salah satu indikator kunci dalam mengukur perbaikan produktivitas di lantai produksi.
Kosu dihitung dengan membagi jam dari keseluruhan tenaga kerja langsung (directman hours) dengan jumlah output produksi per jam (output per hour).
Kosu Directman hours Output per hour
Machine Time: Waktu satu mesin yang sedang mengerjakan satu produk.
Machine time adalah waktu total mesin yang sedang mengerjakan produk. Operator yang berdiri disekitar mesin untuk menunggu mesin tidak punya pengaruh pada machine time.
Misal: Jika mesin otomatis berjalan 60 detik, operator bekerja 20 detik, dan waktu menunggu 40 detik, maka machine time tetap 60 detik.
Machine time adalah konsep umum yang berkaitan dengan “Lembar Standar Kombinasi Kerja” (Standard Work Combination Sheet).
Catatan: Machine time berbeda dengan machine cycle time.
Machine Cycle Time: Waktu rata-rata antara penyelesaian unit-unit yang keluar dari suatu mesin.
Contoh: Suatu mesin mungkin mempunyai machine time = 60 detik, tapi jika mesin membuat 6 batch, maka machine cycle time = 10 detik.
Jika prosesnya adalah intensive pekerja, perhatikan bahwa machine time bukan termasuk dalam hitungan cycle time. (Kecuali jika operator berdiri disekitar mesin untuk menunggu penyelesaian satu siklus, kemudian waktu operator dihitung seperti waktu menunggu).
Jika prosesnya adalah intensive mesin, bagaimanapun intervensi manusia sangat kecil atau tidak ada. Cycle time berarti machine cycle time.
Value Add Time: Waktu dari elemen-elemen kerja yang mentransformasikan secara aktual produk kepada pelanggan (juga dikenal sebagai Value Creating Time). Yang TIDAK termasuk value add time adalah waktu elemen-elemen kerja seperti: mengambilmembawameletakkan, dan sebagainya.
Value add time < Cycle time < Lead time
Non value add time = Cycle time – Value add time
Lead Time: Waktu rata-rata untuk mengalirnya satu unit produk di sepanjang proses (dari awal sampai akhir) termasuk waktu menunggu (waiting time) antara sub-sub proses.
Lead time = Cycle time x Unit WIP x Jumlah operasi + Delay antara proses (terencana dan takterencana)
Contoh 1: Cycle time 240 detik x 1 unit WIP x 1 operasi + 0 delay = Lead time 4 menit
Contoh 2: Cycle time 240 detik x 50 unit WIP x 2 operasi + 0 delay = Lead time 400 menit
Perhatikan bagaimana jumlah unit WIP (work-in-process ‘unit setengah jadi’) secara radikal meningkatkan lead time. Ini adalah salah satu alasan mengapa lean manufacturing menginginkan ukuran batchyang kecil. Delay di antara proses juga sering menyebabkan besarnya lead time dan harus terus-menerus dieliminasi karena merupakan pemborosan (waste).
Dalam prakteknya, istilah “Lead Time” selalu berarti “Production Lead Time”, tetapi secara teknis, terdapat beberapa jenis lead timeyaitu:
– Production Lead Time
– Order Lead Time
– Order-to-Cash Time
Production Lead Time: Waktu dari ketika pabrik menerima order sampai ketika produk dikirimkan.
Production lead time = A + B + C
Di mana:
A = Waktu dari isu pesanan produksi sampai mulai produksi.
B = Waktu mulai fabrikasi sampai akhir (waktu proses + delay).
C = Waktu melengkapi dari unit pertama sampai satu lot. Misalnya, jika satu box sudah disiapkan sampai ke proses berikutnya (jumlah per lot takt time produk).
Ini dapat terjadi pada suatu sub-proses, atau pada suatu keseluruhan rangkaian sub-proses terkait, sering disebut juga “Door-to-Door Time” (dikenal juga sebagai “Throughput Time”. Untuk sub-proses tunggal, Production Lead Time = Process Lead Time)
Order Lead Time: Waktu dari ketika pelanggan menempatkan order sampai ketika deliveri produk diterima.
Production lead time ditambah segala hal yang terjadi sebelum penyerahan otoritas kerja dan setelah produk meninggalkan dock pengiriman.
Di tabel MRP sering kita melihat baris/kolom lead time, inilah yang dimaksud order lead time.
Order-to-Cash Time: Waktu dari ketika mendapatkan pesanan pelanggan sampai ketika mendapatkan pembayaran.
Waktu ini mungkin lebih pendek atau lebih panjang dibandingkan order lead time.
Rujukan:

Gaspersz, V. (2005). Production planning and inventory control berdasarkan pendekatan sistem ter  integrasi MRP II dan JIT menuju manufakturing 21 (5thed.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusnadi, E. (2009). Analisis produktivitas terhadap penyeimbangan lintasan. Unpublished undergraduate thesis, Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Systems2win. (n.d.). Time definitions for lean process improvement. Retrieved May 16, 2008, from http://systems2win.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More